Tentang
Tentang
Nama Korong : Kayu Mudo
Mata Pencarian :
Jumlah Penduduk : 644 Jiwa
Potensi
Korong Kayu Mudo merupakan salah satu korong diantara 9 korong yang ada di Nagari Gunung Padang. Dimana korong ini juga memiliki sumber penghidupan masyarakat yaitu perkebunan yang menjadi sekotor dengan potensi terbesar. Berbagai jenis tanaman yang tumbuh subur di korong ini, salah satunya yaitu buah pepaya. Buah pepaya yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan komoditas unggulan di Korong Kayu Mudo.
Perkebunan Pepaya di korong ini juga dapat memberikan peluang ekonomi yang cukup menjanjikan bagi masyarakat setempat. Setiap satu kali dalam seminggu, para petani rutin melakukan panen buah pepaya. Hasil panen yang cukup melimpah dihasilkan sekitar 4 ton buah pepaya. Produktivitas yang tinggi ini menunjukkan bahwa perkebunan pepaya dikelola dengan sangat baik oleh para petani di wilayah tersebut.
Buah pepaya yang telah dipanen tersebut biasanya akan dijual kepada agen atau toko - toko setempat. Proses penjualan ini menjadi langkah awal distribusi hasil perkebunan mayarakat. Jika hasil panen cukup melimpah dan kualitas buah pepaya memenuhi maka buah pepaya tersebut juga dapat merambah ke pasar yang lebih luas yaitu ke Kota Batam. Hasil distribusi ke Batam memberikan peluang yang besar bagi pendapatan masyarakat secara keseluruhan.
Kayu Muda dikenal sebagai pusat produksi ketupat, dengan hampir setiap rumah di korong ini terlibat dalam pembuatan ketupat. Tradisi ini telah berlangsung lama dan dikerjakan secara turun temurun, menjadikan ketupat sebagai bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat.
Hasil produksi ketupat dari Korong Kayu Mudo diekspor ke daerah Alahan Panjang, Bukit Tinggi, dan sekitarnya. Korong ini merupakan satu-satunya di Nagari Gunung Padang Alai yang memiliki hampir setiap rumah berfungsi sebagai tempat pembuatan ketupat.
Para tengkulak mengambil ketupat dari masyarakat tiga kali seminggu, yaitu pada hari Rabu, Jumat, dan Minggu. Dalam sekali pengambilan, mereka dapat menjual antara 8.000 hingga 9.000 ketupat, sementara dalam sehari, masyarakat mampu memproduksi hingga 4.000 ketupat.
Harga penjualan ketupat bervariasi tergantung pada kualitas daun yang digunakan, dengan harga sekitar 12.000 per 100 ketupat. Masyarakat membeli daun kelapa dari daerah Sungai Geringging, Gasahan, dan Sungai Limau dengan harga 25.000 per karung. Sisa lidi dari daun kelapa dimanfaatkan untuk membuat tusuk sate, yang dijual kepada penjual sate dengan harga 3.000 per kilogram.